Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, memperlihatkan klarifikasi terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, yang berniat mendatangkan guru dari luar negeri.
Puan sebelumnya mengatakan, akan mengajak guru dari luar negeri untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang diperlukan di Indonesia. Pernyataan Puan ini disampaikan dikala menghadiri diskusi Musrenbangnas di Jakarta, Kamis 9 Mei lalu, menyerupai dikutip dari Antara. Namun, proposal ini eksklusif menuai kontroversi.
1. Mendikbud: Guru 'impor' untuk didik guru Indonesia
Seolah meluruskan, Muhadjir mengatakan, yang dimaksud Puan dengan mendatangkan guru-guru dari luar negeri bukan untuk eksklusif mendidik pelajar Indonesia, namun justru untuk melatih guru-guru maupun pelatih di Tanah Air.
"Salah satu pertimbangan Menko PMK Puan Maharani dengan mendatangkan pelatih atau guru dari luar negeri untuk meningkatkan kemahiran pelatih atau guru Indonesia. Juga dapat lebih efisien dari pada mengirim pelatih atau guru Indonesia ke luar negeri," ujar Muhadjir di Jakarta, Minggu (12/5), dikutip dari Antara.
2. Bukan 'impor' namun mengundang
Muhadjir menegaskan, yang dimaksud Puan bukan "mengimpor", melainkan mengundang guru atau pelatih luar negeri untuk melaksanakan program Training of Trainers atau ToT.
"Sasaran utamanya ialah untuk peningkatan kapasitas pembelajaran vokasi di Sekolah Menengah kejuruan juga pembelajaran science, technology, engineering and mathematics (STEM)," kata dia.
3. Tetap mengirim guru ke luar negeri
Kendati demikian, Muhadjir menjelaskan, kegiatan pengiriman guru ke luar negeri untuk kursus jangka pendek tetap dilakukan. Menurutnya, kegiatan ini akan tetap berlanjut setelah 1.200 guru dikirim ke luar negeri.
"Sehingga sasaran pengiriman guru kursus ke luar negeri sebanyak 7.000 guru tahun ini, dapat tercapai," kata Muhadjir.
Sumber : https://www.idntimes.com
EmoticonEmoticon