Jepang berusaha memeras sumber daya ekonomi dan kekayaan alam Indonesia yang berupa hasil pertanian dan perkebunan, hasil tambang untuk kepentingan perang Jepang. Langkah-langkah yang diambil Jepang antara lain:
- memperbaiki sarana dan prasarana ekonomi yang rusak oleh Belanda
- (emua perkebunan diawasi oleh pemerintah militer Jepang
- Pembelian hasil perkebunan dimonopoli Jepang
- Tanaman perkebunan yang kurang berkhasiat untuk keperluan perang dibatasi atau dimusnahkan dan diganti dengan flora jarak yang dipakai sebagai materi industri minyak pelumas mesin pesawat terbang
- Tanaman perkebunan yang menguntungkan tetap dipertahankan, menyerupai flora kina, karet dan tebu
- Hutan-hutan ditebangi dengan alasan akan dipakai untuk tanah pertanian. Di pulau Jawa, terdapat 500.000 hektare hutan yang ditebang. Hal ini mengakibatkan erosi, banjir, dan tanah longsor. Akibatnya, flora padi penduduk hancur.
Pada masa pendudukan Jepang, hasil pertanian dan peternakan merosot tajam, karena:
a. Tanah pertanian ditanami terus-menerus tanpa menggunakan petunjuk pertanian yang baik. Jepang pernah memberi petunjuk cara bertani yang modern menyerupai yang dilakukan di negaranya, akan tetapi tidak berhasil lantaran kurangnya tenaga ahli
b. Untuk konsumsi militernya, pemerintah Jepang memotong ternak secara besar-besaran. Akibatnya, binatang ternak makin berkurang. Padahal, binatang ternak ada yang dipakai untuk mengolah lahan pertanian (sawah)
c. Penggarap sawah semakin berkurang lantaran dipekerjakan sebagai romusha
d. Rakyat harus menyerahkan 80% hasil panennya kepada Jepang
Karena hasil pertanian merosot tajam, maka penduduk kekurangan materi makanan, timbul peristiwa kelaparan, banyak penduduk terkena busung lapar, sehingga angka maut penduduk pada masa itu sangat tinggi. Selain itu, Jepang juga berusaha mengadakan materi pakaian, namun mengalami kegagalan. Oleh alasannya ialah itu, rakyat disuruh menanam kapas. Akan tetapi, kesudahannya tidak memuaskan dan belum diolah di Indonesia. Akibatnya, materi pakaian untuk rakyat sangat berkurang, sehingga banyak rakyat di kawasan pedesaan terpaksa menggunakan materi dari karung goni.
Beban rakyat semakin berat lantaran Jepang menjalankan sistem ekonomi perang yaitu semua acara ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk menopang acara perang yang dilakukan oleh Jepang. Rakyat diwajibkan menyerahkan barang-barang lain yang diharapkan Jepang untuk keperluan perang, menyerupai besi-besi tua.
Sumber http://campusnancy.blogspot.com
EmoticonEmoticon